Type | Journal Article - Health Science Journal of Indonesia |
Title | More frequent use of herbal medicine daily in married and divorced women in Indonesia |
Author(s) | |
Volume | 2 |
Issue | 1 |
Publication (Day/Month/Year) | 2011 |
URL | http://bpk.litbang.depkes.go.id/index.php/HSJI/article/view/53 |
Abstract | Latar belakang: Selama kurun waktu 2000-2006 penggunaan obat tradisional di Indonesia terus meningkat. Analisis data dilakukan untuk mengetahui profil penduduk Indonesia yang menggunakan jamu setiap hari dan faktor-faktor yang berhubungan dengannya. Metode: Analisis dilakukan dengan menggunakan hasil survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Data mencakup sub-sampel orang 15 tahun atau lebih (179.227 orang) di 33 propinsi di Indonesia. Kriteria inklusi terbatas sub-sampel untuk orang-orang yang menggunakan obat herbal harian (7.847 orang) dan mereka yang tidak pernah menggunakan jamu (81.415 orang). Data tingkat individu termasuk informasi tentang umur, jenis kelamin, status perkawinan, pencapaian pendidikan, pekerjaan, pengeluaran rumah tangga per bulan, tempat tinggal, dan lain-lain. Data dianalisis menggunakan regresi logistik bertahap. Hasil: Penduduk Indonesia yang menggunakan jamu setiap hari sebesar 4,4% dari total penduduk, proporsinya lebih besar yang menggunakan jamu bukan buatan sendiri, bentuk sediaan cairan, dan merasakan manfaat menggunakan jamu. Subjek yang kawin/cerai dibandingkan dengan yang belum menikah 4,4 kali lipat menggunakan jamu setiap hari [rasio odds suaian (ORa=4,42; 95% interval kepercayaan (CI)=4,09-4,77). Jika ditinjau dari daerah tempat tinggal, subjek di pedesaan dibandingkan dengan perkotaan 2.2 kali lipat menggunakan jamu setiap hari (ORa=2,18; 95% CI=2,08-2,29). Sedangkan perempuan dibandingkan lelaki 62% lebih banyak menggunakan jamu setiap hari (ORa=1,62; 9% CI=1,55-1,70). Background: During the period of 2000-2006, the utilization of traditional medicine in Indonesia continued to increase. Data analysis was conducted to determine the profile of Indonesia's population using daily herbal medicine and the related factors. Methods: Analysis was conducted using the 2010 Basic Health Research Survey (Riset Kesehatan Dasar/Riskesdas) data covering a sub sample of people 15 years and older (179,227 people) in 33 provinces of Indonesia. Inclusion criteria limited the sub-sample to those people that use herbal medicine daily (7,847 persons) and those who have never used herbal medicine (81,415 persons). Individual level data included information on age, gender, marital status, educational attainment, employment, household expenditure per month, residence, etc. Results: Four point four percent (4.4%) of Indonesia's population uses herbal medicine daily. A larger proportion of the population buys traditional medicine products in a liquid dosage form than make herbal medicine at home, and most feel that they benefit from the use of herbal preparation. Married /divorce rather than unmarried subjects were 4.5-fold more likely to use herbal medicine daily [adjusted odds ratio (ORa)=4.42; 9% confidence interval (CI)=4.09-4.77). In term of residency, rural rather than urban residents were 2.2-fold more likely to use herbal medicine daily (ORa=2.18; CI=2.08-2.29), and female than male were 62% more likely to use herbal medicine daily (ORa=1.62; CI=1.55-1.70). |