IDN_2008_SUSETI-BPS_v01-ID_M
Survei Sosial Ekonomi Rumah Tangga, BPS 2008
Household Socio-Economic Survey, BPS 2008
Name | Country code |
---|---|
Indonesia | IDN |
Living Standards Measurement Study [hh/lsms]
Kemiskinan merupakan permasalahan mendasar yang banyak yang dihadapi negara-negara berkembang seperti Indonesia. Kemiskinan selalu menjadi agenda utama pembangunan di Indonesia mulai dari pemerintahan Presiden Soekarno sampai dengan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Beberapa kebijakan dan program pengentasan kemiskinan sudah dicanangkan dan diimplementasikan. Masalah kemiskinan mendapat perhatian lebih dari pemerintah terutama setelah terjadi krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997. Bahkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2004-2009 telah ditargetkan penurunan kemiskinan di Indonesia selama lima tahun dari 16,7 persen pada tahun 2004 menjadi 8,2 persen pada tahun 2009.
Untuk mendukung strategi penanggulangan kemiskinan, Badan Pusat Statistik (BPS) dipercaya pemerintah untuk menyajikan data dan informasi kemiskinan. Dalam mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Sumber data yang dipakai adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilaksanakan BPS setiap tahun. Metode pengukuran tingkat kemiskinan didasarkan pada Garis Kemiskinan (GK), sehingga mereka yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah GK dikategorikan sebagai penduduk miskin. Sayangnya karena keterbatasan jumlah sampel, maka BPS hanya dapat menghasilkan indikator kemiskinan tingkat nasional, provinsi dan kabupaten yang umumnya disebut indikator kemiskinan makro. Indikator-indikator yang dihasilkan ini hanya baik untuk targeting wilayah namun tidak dapat digunakan untuk targeting individu (rumah tangga)
Pada tahun 2005, BPS melakukan Pendataan Sosial Ekonomi (PSE05) yang bertujuan untuk mendapatkan data kemiskinan mikro berupa direktori rumah tangga miskin yang patut mendapat Bantuan Langsung Tunai (BLT) pada tahun 2005-2006. Diketahui ternyata data hasil PSE05 dianggap lebih baik dibandingkan dengan database yang tersedia di pemerintahan daerah. Meskipun demikian, diakui bahwa data hasil PSE05 belum sempurna. Penelitian dari 56 universitas menemukan data hasil PSE05 masih mengandung 8 persen inclusion error dan 22,36 persen exclusion error (Menteri Kordinator Kesejahteraan Rakyat 2005). Disamping untuk program BLT, data PSE05 juga dipakai dalam targeting rumah tangga pada beberapa program nasional, seperti Asuransi Kesehatan Penduduk Miskin (Askeskin) dan program beras murah bagi rumah tangga miskin (Raskin). Program-program ini ternyata berhasil menurunkan tingkat kemiskinan, terbukti rumah tangga miskin sebanyak 17,8 persen pada tahun 2006 turun menjadi 15,4 persen pada tahun 2008. Namun perlu disadari bahwa pendataan PSE05 merupakan kegiatan yang sangat besar bagi BPS, sehingga banyak kegiatan BPS yang lain yang tertunda pada waktu itu.
Setelah kegiatan PSE05, pada tahun 2007 BPS juga menyelenggarakan pengumpulan data rumah tangga untuk program Bantuan Langsung Tunai Bersyarat (Program Keluarga Harapan/PKH) tahun 2007. Pengumpulan data untuk mendukung program ini disebut Survei Pelayanan Dasar Kesehatan dan Pendidikan 2007 (SPDKP07). Hasil dari SPDKP07 dianggap jauh lebih baik dibandingkan data hasil PSE05 karena hanya lebih sedikit inclusion dan exclusion error-nya. Hal ini dikarenakan SPDKP07 dilaksanakan hanya di 953 kabupaten/kota terpilih dan anggarannya pun jauh lebih besar.
Sample survey data
Unit analisisnya adalah individu dalam rumah tangga, dari setiap rumah tangga terpilih dikumpulkan keterangan mengenai keadaan umum setiap anggota rumah tangga yang mencakup nama, hubungan dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, dan umur.
v01: Basic raw data. Obtained from Survey Meter
Data Household Socioeconomic Survey of Indonesia - BPS (Idn) juga dikenal sebagai SUSETI (Survai Sosial Ekonomi Rumah Tangga Indonesia) - BPS
Cakupan provinsi, representatif sampai level kota/kabupaten
Rumah Tangga
Name |
---|
Survey Meter |
Pada tahun 2005, BPS melakukan Pendataan Sosial Ekonomi (PSE05) yang bertujuan untuk mendapatkan data kemiskinan mikro berupa direktori rumah tangga miskin yang patut mendapat Bantuan Langsung Tunai (BLT) pada tahun 2005-2006. Diketahui ternyata data hasil PSE05 dianggap lebih baik dibandingkan dengan database yang tersedia di pemerintahan daerah. Meskipun demikian, diakui bahwa data hasil PSE05 belum sempurna. Penelitian dari 56 universitas menemukan data hasil PSE05 masih mengandung 8 persen inclusion error dan 22,36 persen exclusion error (Menteri Kordinator Kesejahteraan Rakyat 2005). Disamping untuk program BLT, data PSE05 juga dipakai dalam targeting rumah tangga pada beberapa program nasional, seperti Asuransi Kesehatan Penduduk Miskin (Askeskin) dan program beras murah bagi rumah tangga miskin (Raskin). Program-program ini ternyata berhasil menurunkan tingkat kemiskinan, terbukti rumah tangga miskin sebanyak 17,8 persen pada tahun 2006 turun menjadi 15,4 persen pada tahun 2008. Namun perlu disadari bahwa pendataan PSE05 merupakan kegiatan yang sangat besar bagi BPS, sehingga banyak kegiatan BPS yang lain yang tertunda pada waktu itu.
Setelah kegiatan PSE05, pada tahun 2007 BPS juga menyelenggarakan pengumpulan data rumah tangga untuk program Bantuan Langsung Tunai Bersyarat (Program Keluarga Harapan/PKH) tahun 2007. Pengumpulan data untuk mendukung program ini disebut Survei Pelayanan Dasar Kesehatan dan Pendidikan 2007 (SPDKP07). Hasil dari SPDKP07 dianggap jauh lebih baik dibandingkan data hasil PSE05 karena hanya lebih sedikit inclusion dan exclusion error-nya. Hal ini dikarenakan SPDKP07 dilaksanakan hanya di 953 kabupaten/kota terpilih dan anggarannya pun jauh lebih besar.
Pemerintah Indonesia mengandalkan hasil dari kegiatan-kegiatan di atas untuk memberikan bantuan sosial kepada rumah tangga miskin. Pemerintah memberikan prioritas pada kaum miskin dalam memberikan transfer sosial sebagai akibat kenaikan harga BBM dan mengingat anggaran yang terbatas. Setelah melaksanakan program bantuan sosial untuk program anti kemiskinan seperti BLT, PKH, Akseskin, Raskin, dll, pemerintah berharap tingkat kemiskinan berkurang. Oleh karena itu, targeting program bantuan sosial kepada kaum miskin menjadi prioritas pemerintah. Namun, berdasarkan pengalaman sebelumnya, pengumpulan data seperti PSE05 dan SPDKP07 membutuhkan sumber daya manusia dan anggaran yang besar. Dalam rangka memberikan hasil targeting terbaik sesuai anggaran, perlu dicari indikator yang lebih baik atau metode yang efektif untuk meningkatkan identifikasi rumah tangga miskin yang layak untuk berbagai program bantuan yang akan dilaksanakan di masa mendatang. Kegiatan ini selanjutnya disebut Penentuan Peringkat Kesejahteraan 2008 (P2K08), akan dilakukan di 12 kabupaten/kota di Indonesia.
Start | End |
---|---|
2008-12-22 | 2009-01-25 |
Name |
---|
Survey Meter |
Name | URL | |
---|---|---|
Survey Meter | www.surveymeter.org | sm@surveymeter.org |
Data tersedia di sumber eksternal. Silakan hubungi survey meter untuk informasi lebih lanjut tentang permintaan data.
Pengguna data menyatakan bahwa produser data, distributor resmi dari data, dan lembaga donor yang relevan tidak bertanggung jawab terhadap penggunaan data, interpretasi, atau kesimpulan berdasarkan penggunaan data tersebut.
Name | |
---|---|
Survey Meter | sm@surveymeter.org |
DDI_IDN_2008_SUSETI-BPS_v01-ID_M
Name | Affiliation | Role |
---|---|---|
Ayu Harlinah | World Bank | Data Cataloging Staff |
2012-12-12
Version 02 (December 2013). Edited version based on Version 01 (Initial version of DDI documentation - December 2012) DDI (DDI_IDN_2008_SUSETI_BPS_v01_M_id) that was done by Ayu Harlinah (The World Bank).