IDN_2011_SUSETI-BASELINE_v01-ID_M
Survei Sosial Ekonomi Rumah Tangga 2011
Baseline
Household Socio-Economic Survey of Indonesia, Baseline 2011
Name | Country code |
---|---|
Indonesia | IDN |
Other Household Survey [hh/oth]
Perubahan metode penargetan transfer sosial kepada masyarakat miskin telah menjadi perhatian beberapa negara dalam 2 dekade ini. Perubahan metode ini merupakan respons terhadap krisis keuangan dan permintaan untuk meningkatkan efektivitas program penanggulangan kemiskinan. Pemerintah Indonesia telah meluncurkan beberapa program anti kemiskinan seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), Program Asuransi Kesehatan (Askeskin). Peningkatkan target untuk program-program tersebut akan memastikan program akan mengcover masyarakat miskin daripada masyarakat tidak miskin.
Menjawab kebutuhan untuk meningkatkan kualitas penargetan, BAPPENAS (Badan Perencanaan Pembangungan Nasional) meminta Bank Dunia untuk menyediakan bantuan teknis dalam mempelajari metode untuk mendesain sistem targeting rumah tangga yang lebih baik. Penemuan dari studi ini akan membantu Pemerintah untuk membuat dan mengembangkan metode baru untuk mengidentifikasi rumah tangga miskin yang memenuhi syarat untuk berbagai program bantuan.
Studi pertama dilaksanakan bulan Movember 2008 sampai April 2009 atas kerjasama The World Bank Jakarta, Badan Pusat Statistik (BPS), dan beberapa peneliti dari Jameel Poverty Action Lab (J-PAL) di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Studi ini membandingkan metode PMT (Proxy Means Testing), metode penargetan masyarakat, dan metoda hybrid (kombinasi PMT dan penargetan masyarakat).
Hasil studi pertama ini menunjukkan bahwa pendekatan PMT memberikan perkiraan yang lebih akurat dalam konsumsi rumah tangga miskin/hampir miskin. Sementara metode penargetan masyarakat memberi lebih akurat dalam mengidentifikasi rumah tangga konsumsi rendah. Metode hybrid memberikan perkiraan yang lebih buruk daripada kedua metode tadi. Penemuan-penemuan ini memunculkan pertanyaan kebijakan: apakah masyarakat bisa diijinkan untuk menentukan targetnya sendiri?Apakah ada pilihan hybrid yang lain yang dapat mengkombinasikan keuntungan metode PMT dan metode penargetan masyarakat?Haruskah daerah yang berbeda diberlakukan metode yang berbeda?
Untuk memperoleh hasil yang menyeluruh, maka studi Survei Aspek Sosial Ekonomi Rumah Tangga mulai dilaksanakan.
Survey Meter ditunjuk untuk melaksanakan studi di tiga wilayah pencacahan, yaitu Sumatera Selatan, Lampung, dan Jawa Tengah. Tujuan utama dari studi ini adalah untuk mempelajari kemungkinan menggunakan kombinasi metode penargetan masyarakat dan metoda PMT (Proxy Mean Test), serta mempelajari manfaat dan efektivitas metode Self Targeting dimana masyarakat menentukan target mereka sendiri.
Sample survey data
Unit analisis: rumah tangga
v0.1 : Basic raw data
Rumah Tangga : lokasi rumah tangga, daftar anggota rumah tangga, pendidikan, kegiatan utama, lapangan pekerjaan, pekerjaan, transportasi, konsumsi, harta/aset, karakteristik rumah tangga, status penguasaan bangunan tempat tinggal, sumber air, sumber penerangan, fasilitas jamban, sumber bahan bakar, rangking komunitas, bantuan dari pemerintah dan sumber lain, transfer, tabungan, pinjaman, gangguan ekonomi, kesejahteraan subyektif, partisipasi masyarakat, pilihan responden, korupsi.
Kepala Rumah Tangga: suku bangsa, bahasa yang digunakan, agama, tempat lahir, kemampuan membaca dan menulis dalam bahasa Indonesia.
Wanita : riwayat kehamilan.
Anak: pendidikan anak usia dini (PAUD), imunisasi.
Cakupan wilayah penelitian: 3 provinsi
Kuesioner Rumah Tangga: Kepala Rumah Tangga, atau Pasangan Kepala Rumah Tangga, atau Anggota Rumah Tangga lain yang berumur 18 tahun atau lebih.
Kuesioner Komunitas: Ketua Rukun Tetangga/Ketua Rukun Warga/Kepala Dusun/Lingkungan.
Name |
---|
Survey Meter |
Name |
---|
The World Bank |
Pemilihan SLS
Dalam survey ini, Desa/Kelurahan sudah ditentukan. Kemudian dilakukan listing untuk memilih satu SLS dan kemudian dilanjutkan dengan memilih 9 rumah tangga secara random untuk diwawancara.
SLS di bawah Desa/Kelurahan dipilih berdasarkan jumlah populasi, kurang dari atau sama dengan 150 rumah tangga. SLS dengan lebih dari 150 rumah tangga dipilih jika hanya SLS tersebut yang merupakan unit administrasi di bawah Desa. Segera setalah SLS terpilih, tim akan membuat daftar rumah tangga dibawah SLS tersebut dengan mengidentifikasikan Kepala Rumah Tangga dan Pasangan Kepala Rumah Tangga yang memenuhi kriteria rumah tangga PKH.
Pemilihan SLS dan daftar rumah tangga didokumentasikan dalam form L, L1, L2, L3, dan L4. Form L digunakan untuk menentukan SLS. Form L1 digunakan untuk memilih SLS di bawah Desa, seperi Dusun. Form L2 untuk memilih SLS 2 tingkat di bawah Desa, seperti RW. Form L3 untuk memilih SLS 3 tingkat di bawah Desa, seperti RT. Form L4 untuk memilih 10 rumah tangga secara random.
Pemilihan Rumah Tangga
Rumah tangga yang dipilih harus memenuhi kriteria:
a. mempunyai anak 0-6 tahun, dan atau
b. mempunyai anak kurang dari 15 tahun yang masih sekolah tapi belum menyelesaikan wajib belajar 9 tahun, dan atau
c. mempunyai wanita hamil atau baru melahirkan
Penggantian rumah tangga di lapangan diperbolehkan dalam keadaan khusus dengan syarat:
Perubahan prosedur dalam menentukan jenis kelamian
Komposisi antara responden perempuan dan laki-laki harus 50% - 50%. Tapi hampir di semua wilcah, responden laki-laki lebih banyak daripada responden perempuan. Contoh: diantara 9 rumah tangga yang terpilih, ada 5 responden laki-laki dan 4 responden perempuan. Jika Kepala Rumah Tangga adalah laki-laki, maka komposisi berubah menjadi laki-laki=6, perempuan=4.
Buku Komunitas : jumlah kepala keluarga, mata pencaharian utama penduduk, penilaian tentang tingkat kesejahteraan, program/aktivitas dan partisipasi masyarakat, administrasi RT/RW/Dusun/Lingkungan.
Buku Rumah Tangga : lokasi Rumah Tangga, daftar Anggota Rumah Tangga, transportasi, konsumsi, harta Rumah Tangga, karakteristik Rumah Tangga, peringkat masyarakat, identitas Kepala Rumah Tangga, kesehatan, pendidikan, imunisasi, riwayat penerimaan program kemasyarakatan, transfer, tabungan, pinjaman, gangguan ekonomi, kesejahteraan subjektif, partisipasi masyarakat, pilihan Responden, korupsi dan suap.
Form Listing:
a. Form L : formulir listing SLS dan Kepala Rumah Tangga.
b. Form L-1 : formulir listing dan pemilihan Dusun/Lingkungan/Kampung.
c. Form L-2 : formulir listing dan pemilihan SLS tingkat 2 di Dusun/Kampung terpilih.
d. Form L-3 : formulir listing dan pemilihan SLS tingkat 3 di Dusun/Kampung terpilih.
e. Form L-4 : formulir listing dan pemilihan RT di SLS terpilih.
f. Mapping
Start | End |
---|---|
2010-12-27 | 2011-02-27 |
Name |
---|
SURVEY METER |
Data Enti Lapangan
Editing dan entri kuesioner dilakukan di lapangan. Metode ini memungkinan editor dan pewawancara berkomunikasi lebih baik jika ada masalah dengan kuesioner. Metode ini juga membantu pewawancara jika harus revisit ke rumah tangga. Editor menggunakan ballpoint merah untuk mengedit kuesioner.
Program data entri dibuat untuk mengakomodasi semua kemungkinan jawaban Responden, sehingga dapat memprotect jawaban yang tidak diinginkan. Program data entri yang bagus juga harus bisa mengcrosscheck jawaban yang berhubungan antar variabel.
Prosedur editing lapangan:
Setelah pengumpulan dan entri data selesai, editor/supervisor harus mengirim data (elektronik) dan mengirimkan data ke kantor pusat di Yogyakarta.
Penggunaan data harus ditunjukkan dengan dimasukkannya kutipan yang mengandung sekurang-kurangnya:
Pengguna data menyatakan bahwa produser data, distributor resmi dari data, dan lembaga donor yang relevan, tidak bertanggung jawab terhadap penggunaan data, interpretasi, atau kesimpulan berdasarkan penggunaan data tersebut.
DDI_IDN_2011_SUSETI-BASELINE_v02-ID_M
Name | Affiliation |
---|---|
Iis Surtina | PSF, The World Bank |
2013-01-20
Version 02 (December 2013). Edited version based on Version 01 DDI (DDI_IDN_2011_SUSETI_BASELINE_v01_M_id) that was done by Ayu Harlinah (The World Bank).